Interaksi Sosial Asosiatif dan Disosiatif
Berikut contoh beserta analisa-nya tentang interaksi sosial asosiatif dan disosiatif
Demo Tolak Kenaikan BBM
Aksi Protes dan Demonstrasi
Aksi protes disebut juga unjuk rasa yang selalu terjadi dalam kehidupan
manusia. Hal itu terjadi karena setiap orang memiliki pendapat dan pandangan
yang mungkin berbeda. Protes dapat terjadi apabila suatu hal menimpa
kepentingan individu atau kelompok secara langsung sebagai akibat dari rasa
ketidakadilan akan hak yang harus diterima. Akibatnya, individu atau kelompok
tersebut tidak puas dan melakukan tindakan penyelesaian.
Protes merupakan aksi tanpa kekerasan yang dilakukan oleh individu atau
masyarakat terhadap suatu kekuasaan. Protes dapat pula terjadi secara tidak
langsung sebagai rasa solidaritas antar sesama karena kesewenang-wenangan pihak
tertentu yang mengakibatkan kesengsaraan bagi orang lain.
Demonstrasi, ialah protes terhadap pemegang kekuasaan tanpa melalui
kekerasan. Protes dilakukan secara bersama-sama, umumnya terhadap kebijaksanaan
yang dikeluarkan oleh pemerintah atau pemimpin perusahaan.
Analisis Berita
Demonstrasi di negara demokrasi seperti Indonesia
merupakan suatu hal yang sah dilakukan. Demonstrasi dinilai sebagai bentuk
tanggapan atau aspirasi rakyat atas apa yang terjadi di dalam pemerintahan baik
yang positif maupun yang negatif. Demonstrasi dinilai dapat menjadi saluran
yang efektif. Demonstrasi sendiri bisa mendapat izin dari aparat berwenang
dengan berbagai macam syarat yang sudah ditetapkan. Akan tetapi, terkadang
syarat perizinan tersebut tidak diindahkan oleh para demonstrans. Tindakan yang
tidak kooperatif tersebut dapat memicu timbulnya masalah baru.
Jika dilihat dari kacamata Sosiologi khususnya
macam-macam bentuk interaksi disosiatif, demo kenaikan BBM di atas termasuk ke
dalam interaksi disosiatif kontravensi dan pertentangan. Bisa dikatakan
kontravensi karena kegiatan demo tersebut berniat untuk menghalangi pemerintah
menaikkan harga BBM. Selain itu, demo tersebut dikatakan kontravensi karena
tidak berakhir dengan pertikaian. Kemudian, juga bisa disebut pertentangan
karena demo di atas berakhir dengan kericuhan dan kekerasan.
Demo kenaikan harga BBM di atas tergolong dalam
demonstrasi yang menimbulkan masalah baru. Demo yang pada awalnya ingin
menyampaikan aspirasi rakyat yang keberatan dengan naiknya harga BBM justru
berakhir ricuh. Mahasiswa sebagai peserta demo melakukan aksi anarkis dengan
membakar dua ban. Hal tersebut merupakan pelanggaran tata tertib dalam berdemo.
Selain itu, aksi tersebut juga merugikan pengguna jalan yang melintasi jalan
Diponegoro Jakarta Pusat. Hal ini sangat disayangkan, karena demo yang
semestinya berniat baik justru merugikan orang lain.
Sebenarnya, kebanyakan demo dilakukan
atas dasar kekecewaan pada kebijakan pemerintah. Kekecewaan itulah yang membuat
para demonstrans melakukan demo disertai dengan emosi yang meluap-luap,
walaupun tidak semuanya. Emosi tersebut mereka wujudkan dalam tindakan-tindakan
yang tidak semestinya dalam aktivitas demo. Tapi, tidak selamanya demonstrans
dapat disalahkan. Aparat pengamanan demo yang bertindak terlalu keras pada
pendemo juga tidak dibenarkan. Mereka seharusnya mengawal dengan sewajarnya dan
bertindak keras apabila para demonstrans sudah bertindak hal-hal yang bersifat
merusak dan merugikan.
Demo yang tertib
dapat terlaksana asalkan para demonstran dapat menjaga emosinya dengan
baik. Selain itu, demo yang tertib juga harus didukung pengamanan
aparat terkait. Hubungan yang baik antara pendemo dan aparat pengaman dapat
terjadi dalam setiap aktivitas demo agar tidak terjadi kerusuhan yang merugikan
orang lain. Selanjutnya, setelah demo berjalan dengan baik diharapkan
pemerintah juga dapat menerima aspirasi para demonstrans tersebut dan
mempertimbangkannya agar tidak membebani rakyat serta kebijakan-kebijakan yang
akan datang dapat lebih mensejahterakan rakyat.
Komentar
Posting Komentar